"Emas Tetaplah Emas, Dimanapun Ia Berada"

Thursday 11 September 2014

Obat Kesedihan

Keimanan seseorang bisa berubah-ubah, dapat meningkat dan juga dapat merosok tajam (bahasa gaulnya labil ahaha), keimanan akan meningkat  dengan amalan shalih yang dikerjakan. dan kemerosotannya disebabkan terjadinya pelanggaran syariat dan maksiat. Nabi Muhammad Shallahu alaihi wa Sallam menggambarkan keimanan dengan hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim dalam mustadrak dengan sanad hasan, "Ssesungguhnya keimanan dapat menjadi lekang, bagaikan baju yang bisa berubah usang. Karena itu mintalah kepada Allah agar mempebaharui iman dalam hati kalian"

Kita harus memonitor keimanan yang merupakan barang paling berharga yang kita miliki. Kita mesti mengotrol amalan yang selama ini biasa kita lakukan. jangan sampai terjadi kemerosotan, apalagi sampai kehilangan iman di dada. Kemerosotan iman saja sangat merugikan manusia, apalagi jika seorang murtad, keluar dari agama islam, sudah tentu kerugian dunia akhirat pasti didapat. Sahabat Abu Darda Radhiallahu 'Anhu berpesan , "Termasuk tanda kecerdasan seorang (hamba) muslim, ia selalu mengetahui apakah imanya sedang naik ataupun menurun"

Kehidupan manusia tidak selamanya bahagia. Manusia tidak terlepas dari yang namanya kesedihan, kesusahan, kesempitan dan berbagai macam musibah yang menimpa hati. Kondisi seperti ini menimpa seluruh manusia, kecuali orang-orang yang dijaga oleh Allah.

Dan setiap manusia memiliki cara tersendiri untuk mengobati penyakit tersebut. Dan tidak jarang cara-cara tersebut hanya bisa menghilangkan kesedihan sementara, lalu setelah itu justru mendatangkan kesengsaraan yang bertambah parah

"Dan barang siapa yang berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan memghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta" (QS. Thaha; 124)

Adapun kita kaum muslimin, maka kita memiliki cara tersendiri untuk menghilangkan penyakit tersebut, tentunya dengan obat-obatan yang telah diberikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Obat yang pertama adalah kita menyakini bahwa kesedihan dan kesusahan yang menimpa kita, sudah ditakdirkan oleh Allah, maka ketika kita menyadari hal tersebut akan tenanglah hati kita dan lapanglah dada kita,

Kemudian obat berikutnya adlah do'a yang dicontohkan oleh Rasullulah dalam menghadapi kesedihan. ini sebagaimana yang diriwayatkan dari sahabat Ibnu Mas'ud Radhiallahu 'anhu bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

"Tidaklah seorang hamba tertimpa kesusahan dan kesedihan kemudian dia berdoa 'Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, berlaku kepadaku hukum-Mu, adil atas Qadha-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan seluruh nama-nama-Mu (yaitu) yang Engkau namakan diri Engkau dengan nama tersebut, atau yang Engkau namakan diri turunkan di kitab-MU, supaya Engkau menjadikan Alquran penyiram hatiku, cahaya dadaku, pengusir kesedihanku, penghilang kecemasan dan kegelisahan, kecuali Allah akan menghilangkan kesusahannya dan mengantinya dengan kesenangan"

Maka, Ibnu al-Qayyim Rahimahullah menjelaskan kandungan makna doa trsebut sebagai berikut:
Pengakuan seorang hamba bahwa dia adalah hamba Allah, seorang makhluk yang harus tunduk dan patuh terhadap semua perintah, dan ini menunjukkan bahwa dia tidak bisa lepas dari pertolongan Allah, walaupun hanya sekejap mata, ini juga bisa menumbuhkan keyakinan bahwa hanya Allahlah yang bisa menghilangkan kesedihannya.



1 comment: